Studi Sosial-Politik: Negara-Pemerintahan-Demokrasi-Pemilu-Partai Politik-Konflik-Elit-dan Kebijakan Publik

DEFENISI ILMU POLITIK MENURUT PARA AHLI : SEBUAH PENGANTAR


Oleh : Parlindungan Sihombing

DEFENISI ILMU POLITIK MENURUT PARA AHLI : SEBUAH PENGANTAR -- Sejak zaman Yunani Kuno, politik telah banyak menarik perhatian dan menjadi bahan perbincangan serius bagi banyak orang. Tidak terkecuali di kalangan para ilmuan ternama seperti Plato dan Aristoteles. Namun paradigma dan apa yang menjadi pusat perhatian para ilmuan tersebut dalam menelaah dan memahami politik, telah berkembang dari waktu ke waktu.

Sebagian perubahan itu karena terdorong untuk mengikuti arus besar perubahan metodologi dan paradigma yang memang melanda hampir semua cabang-cabang ilmu sosial. Akibatnya, kita saat ini menyaksikan banyak sekali defenisi-defenisi ilmu politik yang berbeda-beda, yang menurut Prof. Miriam Budiardjo, sebagai akibat dari perbedaan cara para ilmuan dalam meneropong apa yang disebut dengan ”politik.”



Banyaknya defenisi-defenisi ilmu politik yang berbeda-beda seperti yang dikemukakan oleh para ahli, di satu sisi akan memperkaya pemahaman kita akan politik. Itu juga menunjukkan dinamika bidang kajian ilmu politik yang terus berkembang. Namun di sisi lain, adakalanya defenisi-defenisi itu justru membuat bingung, terutama bagi para pemula yang baru mendalami ilmu politik.

Untungnya, beberapa ilmuan memahami kerumitan ini. Mereka membantu menyederhanakan pemahaman. Tak urung klasifikasi dan kategorisasi defenisi ilmu politik segera menjadi sub kajian tersendiri. Satu persatu defenisi ilmu politik dari para ahli ditelaah dan kemudian dikelompokkan sesuai dengan sifat dan fokus perhatian masing-masing. Prof. Miriam Budiardjo (1977), Isjwara (1982), dan Teuku Rudy (1992) adalah beberapa nama yang mencoba melakukan upaya serupa.

Secara terpisah mereka mencoba menyusun dan mengelompokkan defenisi-defenisi ilmu politik yang pernah ada dan dikemukakan oleh para ahli. Hasil kerja mereka, meski juga menghasilkan klasifikasi defenisi ilmu politik yang tidak seragam,  tetapi cukup membantu menyederhanakan pemahaman terhadap kerumitan defenisi ilmu politik yang berserakan.

Miriam Budiardjo misalnya, secara implisit membagi dan mengelompokkan defenisi-defenisi ilmu politik yang ada ke dalam tiga kategori, masing-masing defenisi yang bersifat normatif, defenisi yang bersifat pragmatis, dan defenisi ilmu politik yang bersifat negatif.

Isjwara dalam upaya yang sama lebih memilih mengklasifikasikan defenisi-defenisi ilmu politik dalam tiga kategori yang lain, yakni: (1) Pendefinisian secara institusional, (2) Pendefinisian secara fungsional, dan (3) Pendefinisian menurut hakikat politik itu sendiri.

Sedangkan Teuku Rudy mengklasifikasi defenisi-defenisi ilmu politik dalam 5 kategori yang sekaligus menggambarkan 5 bidang kajian ilmu politik. Yakni (1) Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal Negara, (2) Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari (negara dan) pemerintahan, (3) Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari gejala kekuasaan, (4) Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kelembagaan masyarakat, (5) Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kegiatan politik Negara.

Selengkapnya berikut ini masing-masing klasifikasi defenisi ilmu politik oleh para ahli kita bahas dalam tiga tulisan terpisah:
*****
Tag : teoritis
0 Komentar untuk "DEFENISI ILMU POLITIK MENURUT PARA AHLI : SEBUAH PENGANTAR"

Back To Top